Tahun 2011 lalu, saya
berkesempatan untuk berkunjung ke kepulauan Mentawai. Tujuan saya waktu itu
adalah untuk melakukan penelitian hewan endemik Mentawai, yakni salah satu
spesies primate yang disebut Simakobu yang berada di Siberut Utara, salah satu
pulau yang berada di Kepulauan Mentawai.
Untuk sampai ke Mentawai, saya
menggunakan kapal kayu dari pelabuhan Padang dengan menempuh perjalanan selama
18 jam. Saat perjalanan dengan menggunakan kapal kayu tersebut, saya berpikir tentang
jarak yang memisahkan antar pulau ini yang jika tidak diperhatikan dengan baik infrastruktur transportasinya tentu akan jadi
masalah besar. Tidak hanya bagi kepulauan Mentawai, tapi juga bagi provinsi
Sumatera Barat.
![]() |
Sesaat setelah sampai di Mentawai. Sumber : Dokumentasi Pribadi. |
Dari cerita yang pernah saya
dengar dari warga sekitar, pernah terjadi 1 minggu tidak ada pasokan makanan dikarenakan
kapal yang biasa mengangkut bahan makanan dari Padang ke Mentawai tidak bisa
melintas akibat badai. Jika kapal tetap melaut bukan hanya bahan makanan yang
bisa saja tenggelam karena badai tapi juga bisa membahayakan awak kapal. Hal
tersebut mengakibatkan masyarakat di Kepulauan Mentawai, khususnya di Siberut
Utara makan dengan mengandalkan hasil kebun mereka.
Sebagai informasi, pemerintah Kabupaten
Mentawai berada di pulau yang berbeda. Untuk sampai disana, saya harus menempuh
perjalanan selama 2 jam dengan menggunakan perahu kecil dari Siberut Utara.
Sayangnya, hal ini urung dilakukan karena saya mengejar waktu untuk segera
sampai di salah satu kampung terpencil di Siberut Utara yang bernama Bojakan,
dimana untuk sampai ke Desa Bojakan, saya membutuhkan waktu selama 2,5 jam
menggunakan sepeda motor dengan kondisi jalan yang curam.
![]() |
Kapal yang digunakan untuk menyebrang. Sumber : Dokumentasi Pribadi. |
Dari pengalaman di atas, saya
berpikir tentang satu hal krusial yang harus menjadi perhatian pemerintah yakni
konektivitas transportasi. Jika kita bicara konektvitas transportasi maka hal
terdekat yang harus kita perhatikan adalah infrastruktur transportasi yang ada.
Kepulauan Mentawai tentu merupakan bagian kecil dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang luas ini. Lebih jauh jika kita bicara tentang Indonesia yang
merupakan negara kepulauan tentu infrastruktur transportasi menjadi hal vital
yang harus menjadi perhatian pemerintah.
Infrastruktur transportasi yang
baik akan memudahkan pemerataan suplai barang maupun jasa antar wilayah. Hal
ini tentu akan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat diseluruh wilayah
Indonesia. Untuk sampai ke tahap tersebut tentu pengembangan insfrastruktur
transportasi harus menjadi perhatian utama pemerintah selain pengembangan moda
transportasi yang sudah ada sekarang meskipun baru di kota-kota besar.
![]() |
Sumber : Dokumentasi Pribadi |
Pemerintah melalui KementrianPerhubungan telah melakukan aksi nyata untuk meningkatkan infrastruktur
transportasi di Indonesia demi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Dalam
periode tahun 2014 sampai 2018, Kementerian Perhubungan telah melakukan
pembangunan infrastruktur yang berpengaruh besar dalam pemerataan pembangunan
di Indonesia. Salah satu yang menjadi kabar bahagia adalah telah dibangunnya 10
bandara baru.
Bandara merupakan infrastruktur
transportasi yang sangat penting untuk negara kepulauan seperti Indonesia. Jauhnya
jarak antar pulau yang jika ditempuh dengan jalur laut, tentu keberadaan
bandara menjadi angin segar bagi transportasi Indonesia.
Dalam kurun waktu 4 tahun,
pemerintah melalui Kementerian Perhubungan sudah membangun 10 bandara baru yang
diyakini dapat membantu transportasi masyarakat di kepulauan yang awalnya sulit
untuk dijangkau dengan transportasi biasa.
Di bawah ini adalah 10 bandara baru
yang sudah dibangun pemerintah dalam kurun waktu 4 tahun :
- Bandara Letung, Kepulauan Anambas yang memiliki panjang runway sebesar 1600 m x 30 m dengan kapasitas terminal seluas 600 meter persegi.
- Bandara Namniwe, Maluku yang memiliki panjang landasan pacu 1600 m x 30 m dengan kapasitas terminal 2 kali lipat dari Bandara Letung, yakni 1242 meter persegi.
- Bandara Miangas, Sulawesi Utara. Pesawat sejenis ATR-72 diklaim bisa mendarat di bandara ini karena memiliki landasan pacu 1400 m x 30 m.
- Bandara Morowali, Sulawesi Tengah memiliki landasan pacu seluas 1050 m x 30 m dengan luas terminal 1000 meter persegi.
- Bandara Werur di Tambrauw, Papua Barat dilengkapi dengan landasan pacu panjang 1400 m x 30 m.
- Bandara Maratua di Kalimantan Utara.
- Bandara Koroway Batu di Tanah Mera, Papua.
- Bandara Internasional Kertajati di Majalengka, Jawa Barat.
- Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto di Samarinda,
- Bandara Tebelian di Sintang Kalimantan Barat.
Tidak hanya infrastruktur transportasi udara saja yang menjadi perhatian Kementerian Perhubungan, diperiode yang sama Kementerian Perhubungan melakukan pembangunan 735, 19 km jalur rel kereta api termasuk rel ganda dan juga reaktivasi. Untuk menunjang hal tersebut Kementerian Perhubungan membangun 45 stasiun dan bangunan operasional baru. Tak hanya itu, Kementerian Perhubungan juga melakukan rehabilitasi terhadap 65 terminal, pembangunan 21 pelabuhan penyebrangan, dan 104 pelabuhan non komersil.
![]() |
Sumber : Dokumentasi Pribadi |
Pembangunan
infrastruktur transportasi di atas adalah wujud nyata pemerintah lewat Kementerian Perhubungan
untuk peningkatan konektivitas transportasi di Indonesia. Seringkali kita
mendengar kisah bahwa masyarakat yang tinggal di luar pulau Jawa sulit
mendapatkan bahan makanan yang layak, pendidikan, dan juga barang-barang
seperti pakaian dan yang lainnya.
Dengan
adanya konektivitas transportasi ini tentu menjadi angin segar bagi mereka yang
ingin mengenyam pendidikan di luar Jawa, yang awalnya tidak ada transportasi
atau jikalau ada pun membutuhkan waktu berhari-hari, tapi dengan adanya
pembangunan bandara tentu menjadi solusi yang tepat yang bisa dipilih karena bisa mempersingkat waktu perjalanan.
Konektivitas
transportasi ini sangat menguntungkan bagi masyarakat yang tinggal jauh dari
ibu kota. Oleh sebab itu, peningkatan konektivitas dalam wujud pembangunan
infrastruktur transportasi akan membantu pemerataan kesejahteraan masyarakat di
seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan ini diharapkan mampu meningkatkan konektivitas
antar wilayah di Indonesia serta dapat mengurangi kesenjangan eknonomi maupun
pendidikan yang ada.
Dengan adanya
peningkatan konektivitas transportasi yang diwujudkan dalam pembangunan
infrastruktur transportasi ini diharapkan bisa meningkatkan pemerataan suplai
barang dan jasa yang tujuan jangka panjangnya adalah meningkatkan kecepatan
pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Dengan meningkatnya kecepatan
pembangunan diseluruh wilayah Indonesia tentu Indonesia maju bukanlah simbol
biasa, tapi sebuah kenyataan hasil dari kerja keras pemerintah lewat Kementerian Perhubungan
untuk menyejahterakan masyarakat Indonesia.
Peran serta Kementerian Perhubungan dalam upaya peningkatan konektivitas transportasi ini adalah wujud nyata lembaga pemerintah yang fokus dalam melakukan usaha-usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat mengetahui apa saja informasi perihal transportasi di Indonesia khususnya Kementrian Perhubungan, kalian bisa mengakses alamat di bawah ini :
Website : http://dephub.go.id/
Instagram : https://www.instagram.com/kemenhub151/
Twitter : https://twitter.com/kemenhub151
Referensi :
https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4266194/jokowi-jk-bangun-10-bandara-baru
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4637985/katanya-kereta-api-makin-diminati-begini-faktanya
https://tirto.id/industri-transportasi-diprediksi-tumbuh-11-persen-pada-2019-djSc
Catatan :
Infografis dibuat dengan aplikasi canva dengan sumber gambar milik pribadi.
Salam kenal ya, kak. Senang sekali rasanya jika pembangunan dan pemerataan bidang transportasi di seluruh Indonesia terus dibangun dan dibenahi karena akan memudahkan para warga Indonesia dalam melakukan perjalanan.
ReplyDelete