Hal yang Harus Kamu Siapkan Sebelum Memutuskan untuk Resign

Lingkungan kerja toxic? Punya atasan gak develop kita as a team? Gak punya teman? Kerjaan overload? Tunggu! Jangan buru-buru RESIGN guys! Lelah boleh, kesel boleh, tapi menentukan keputusan jangan pas lagi emosi. 

Kalau sekarang kamu lagi berada di fase capek banget ngadepin atasan yang merasa memiliki diri kamu seutuhnya (wkwk), bahkan di weekend pun kamu tetap jadi "milik" dia, tunggu, tarik nafas dulu, jangan langsung ajukan RESIGN! 

Emang gak boleh ya kalau RESIGN? Oh jelas boleh banget! Tapi, sebelum kalian memutuskan untuk RESIGN dari tempat kerja sekarang, kalian sudah harus merencanakannya dengan baik. Artinya, kalian sudah mempersiapkan RESIGN kalian. Well prepared is amazing, guys! 

Gue pernah denger kalimat gini, kalau ketika kita selesai mengambil keputusan perasaan kita lebih 'enteng' / bahagia / 'ngemplong' berarti keputusan kita udah bener. Ini katanya yah, tapi sejauh ini yang gue rasain sih emang begitu ya. Nah, implementasinya ke setiap orang gue yakin beda-beda sih. Tapi, poin yang pengen gue share adalah 'JANGAN MENGAMBIL KEPUTUSAN SECARA GEGABAH'.

Nah, lalu apa aja sih yang harus dipersiapkan ketika kamu mau RESIGN? Gue akan sharing based on pengalaman gue resign dari Perusahaan pertama gue yah. So, simak baik-baik semoga informasi ini berguna buat kalian. 

Tanyakan Pada Hati Alasan Resign Apa?

Sebelum kamu ketok palu untuk resign, ada baiknya kamu merenungkan sebenarnya apa sih yang menjadi alasan kamu resign? Kenapa hal ini perlu dilakukan karena khawatir jika keputusan kamu itu adalah hasil dari emosi sesaat. 

Misal, karena abis dimarahin sama atasan, lalu kesal dan akhirnya besoknya resign. Atau karena berantem sama rekan kerja males ketemu lalu besoknya kamu resign. Maksud gue jangan sampai alasan resign kamu adalah alasan sepele. 

Ada beberapa alasan kuat yang bisa menjadi pertimbangan kamu untuk resign, seperti : 

  • Jenjang karir tidak jelas sehingga karir kamu stagnan disatu posisi.
  • Tidak ada program developing yang jelas sehingga secara kapabilitas tidak ada perkembangan.
  • Mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik, baik dari segi sallary ataupun hal lainnya.
  • Ingin fokus untuk merawat anak dan suami.
Coba kalau menurut kalian apa lagi? Tulis dikolom komentar yaa. 

Bicarakan dengan Suami / Orang Tua tentang Keputusan Resign

Jika saat ini kamu masih single, maka keputusan kamu untuk resign bisa dibicarakan dengan orangtua. Dengarkan nasihat mereka untuk mendapatkan insight-insight baru karena bagaimanapun orang kita lebih dulu melewati asam garam kehidupan. 

Jika kamu sudah menikah, tentu yang harus diajak berdiskusi adalah suami kamu. Karena hal ini akan berpengaruh kepada keuangan keluarga kalian. 

Punya Dana Tabungan Minimal 6 kali Gaji 

Ketika kamu resign tentu "satu keran" pendapatan kamu akan tertutup. Artinya, kamu harus prepare sebelumnya untuk menabung agar dapat minimal 6 kali gaji kamu per bulan. Ini beda dengan dana darurat ya. Jangan pakai dana darurat untuk memenuhi hal ini. Lebih baik lagi kamu sudah punya 10 kali dari gaji kamu sekarang, karena hal ini akan 

Kalau Bisa Udah Dapat Kerjaan Baru 

Kalau ini tergantung, kamu memang resign karena mencari yang baru atau resign untuk istirahat dulu. Tentunya kalau kamu memang resign karena ingin dapat pekerjaan baru yang lebih baik, alangkah lebih baiknya kalau udah dapet kerjaan dulu, baru pengajuan resign. Memang, dilemanya kadang-kadang ada Perusahaan yang memiliki aturan harus resign minimal berapa hari, sementara Perusahaan baru biasanya minta cepat.

Tapi intinya kalau udah jodoh gak akan kemana. Hehe. 

Doa Sama Tuhan 

Menurut gue, ini hal yang paling penting ketika kamu akan mengambil keputusan. Doa yang khusyu minta petunjuk agar diberikan yang terbaik. Karena terkadang, baik menurut kita belum tentu baik menurut Tuhan. 

Itulah yang harus kamu persiapkan ketika memutuskan akan resign berdasarkan pengalaman yang udah gue lewatin. Silahkan komen dipostingan ini 

No comments