Ini Caraku Bangkit dari Baby Blues

Dokumentasi Pribadi

Ketika menuju akhir masa kehamilan aku memang titip pesan berkali-kali kepada suamiku untuk tetap temani aku dalam berbagai kondisi setelah melahirkan. Hal ini aku ulang berkali-kali untuk memastikan bahwa dia paham kenapa aku sengotot itu untuk mengingatkannya akan hal itu. 

Banyak cerita yang aku baca mengenai pengalaman seorang perempuan setelah mereka melahirkan. Yang paling banyak mereka mengalami baby blues dan kupastikan ceritanya sangat menyedihkan. Kenapa aku ngotot baca? Karena aku ingin belajar bagaimana cara mereka bangkit dari keterpurukan sehabis melahirkan. 

Tidak ada jaminan seorang perempuan tidak akan terkena baby blues. Jadi, bisa saja aku mengalaminya, apalagi ini anak pertama. Perubahan yang terjadi pada tubuhku dan tentunya lingkungan tentu membutuhkan adaptasi yang tidak biasa. Akan ada effort lebih untuk beradaptasi dalam kondisi tersebut. 

Apa itu baby blues? Aku mengutip sebuah definisi tentang baby blues di bawah ini : 
Merasa lelah, sedih, dan khawatir merupakan gejala baby blues syndrome yang banyak dialami ibu setelah melahirkan. Sindrom ini tergolong ringan, jika dibandingkan dengan depresi pasca melahirkan (postpartum depression) yang juga dapat mengancam ibu setelah melahirkan.(Sumber : alodokter)

Tanggal 24 Juli 2020 malam, tiba-tiba aku merasakan kesedihan yang tidak seperti biasanya. Waktu itu, aku dan suami masih menunggu anak kami diobservasi. Ada perasaan sedih yang benar-benar membuatku sesak, tanpa bisa ditahan lagi malam itu aku menangis. Suamiku jelas kebingungan dengan apa yang terjadi, lalu dia mencoba menenangkanku. 

Tampaknya suamiku sudah mulai paham apa yang terjadi padaku. Dia terus mencoba menenangkan dan menceritakan hal-hal yang membuatku bahagia biasanya, tapi usahanya gagal. Aku masih terus menangis dengan perasaan sedih yang berkecamuk. Entahlah, terbesit sepertinya aku berdosa sama suamiku. 

Lalu, ketika anak kami datang aku mencoba untuk menyusuinya. Yang aku rasakan ketika pertama kali menyusui adalah sakit yang luar biasa, sementara aku melihat anakku menangis karena ingin menyusui. Dini hari, aku kembali menangis menahan rasa sakit dan juga seperti ada perasaan bersalah pada suamiku. Entahlah, pokoknya rasanya campur aduk sumpah!

Sampai aku bilang pada suamiku, "Yang, apa ini karena aku enggak nurut ya?" kataku. Suamiku kembali menenangkan. Aku akui aja, memang aku istri yang agak "bandel", maksudnya bukan kearah negatif ya, tapi karena ketika diskusi terkadang aku memiliki pendapat sendiri dan seringkali ngotot-ngototan dengan suamiku. Ah pokoknya semua muncul di dalam kepala. 

Hampir tiap malam aku menangis, entah karena menahan sakit akibat puting yang lecet atau karena perasaan sedih yang tiba-tiba datang. Sampai-sampai setiap kali menangis aku minta maaf pada suamiku kalau-kalau aku ada salah. Karena gimana ya, aku pun sulit mengungkapkan apa yang aku rasakan. Perasaan sedih ini benar-benar menguasai diriku. 

Kalau mau di explain ya, aku bener-bener menderita dengan perasaan itu, sedih, khawatir, lalu setiap melihat wajah anakku, aku malah menangis, takut enggak bisa jadi orangtua yang baik, dan segala macam kekhawatiran lainnya. 

Beruntung sekali aku punya suami yang paham dengan apa yang aku rasakan. Pas awal-awal melahirkan dia sangat support aku untuk bangkit dan juga bantuin aku dalam urusan anak kita. Yang membuat aku menderita ya, tiap kali aku melihat wajah anakku, aku sedih dan ketakutan. Bahkan suatu ketika, aku meminta Mama untuk pegang anakku dulu karena aku takut menyakiti anakku. 

Nah, apa sih yang harus kita lakukan agar bisa segera bangkit dari baby blues? 

Minta bantuan suami atau orang tua ketika tubuh merasa lelah
 
Mungkin ini alasannya kenapa ketika setelah melahirkan kita sangat tenang jika ada orangtua. Ya, benar. Keberadaan orangtua disamping menenangkan hati kita, juga dapat diandalkan dalam hal meminta bantuan. 

Ingat ya jangan sungkan untuk minta tolong pada suami atau orangtua kita ketika lagi kondisi setelah melahirkan, itu wajar kok. Hal tersebut sama sekali tidak membuat kamu akan dicap manja atau hal-hal jelek lainnya. 

Tubuh kamu pun perlu istirahat, jadi meminta bantuan untuk beberapa jam beristirahat jelas tidak masalah. Trust me!

Bercerita kepada suami / orang tua / teman yang dipercaya 

Apa yang aku rasakan ketika baby blues? Jawabannya sedih! Perasaan sedih yang rasanya bener-bener mengelilingi tubuhku. Utarakan lah yang kamu rasakan pada orang yang kamu percayai untuk diajak bercerita. Ingat ya jangan dipendam sendiri, kamu harus berbagi resah dan kesedihan setelah melahirkan kepada suami kamu. 

Ingat bahwa menjadi seorang Mama adalah anugerah 

Diluar sana masih ada perempuan yang harus berjuang untuk mendapatkan buah hati. Nah, saat ini tentu Tuhan percaya sama kamu untuk merawat si buah hati. Ingat, menjadi Mama adalah anugerah. Melihat si kecil tumbuh adalah kebanggan bagi Mama diseluruh dunia, percayalah! Tanamkan dalam hati kita bahwa "aku bisa menjadi Mama terbaik bagi anakku". 

Mencari hiburan agar tidak stress

Meskipun kamu sudah punya anak bukan berarti kamu tidak bisa hiburan ya. Kamu berhak meminta me time kepada suamimu. Mintalah dia untuk menjaga anakmu sebentar, sementara kamu bisa berendam atau menjalankan hobi kamu. Hal ini sangat penting untuk mengalihkan perhatianmu dari rasa sedih atau rasa bersalah.

Kalau kamu ingin nangis, menangislah!

Ini menurut aku sangat penting. Jangan ditahan jika ingin menangis ya, keluarin aja semua unek-unek. Tutup kamar nangis sejadi-jadinya tidak masalah. Karena habis itu pasti akan merasa lega.

Ingat ya Moms, dalam kondisi seperti ini kamu harus memiliki "teman" untuk bercerita. Waktu dulu aku menempatkan suamiku sebagai temanku untuk bercerita. Apapun yang aku rasakan aku akan bicara pada suamiku. Positif vibes dari suami sangat berpengaruh dalam kebangkitanku dari baby blues ini. 

I know Moms, baby blues itu enggak enak jadi yuk kita bangkit karena ada anak kita yang lucu yang menunggu kita untuk tersenyum ketika melihatnya. 

Baby blues are real! But we can solve it, Mom! 


No comments