Kenapa Penting Sekali Menemani Ibu yang Baru Melahirkan?

Hi Ibu,

Tulisan ini aku dedikasikan untuk orang-orang yang barangkali belum paham betapa pentingnya Ibu yang baru melahirkan untuk ditemani. 

Seorang Istri berbicara pada Suaminya, "Apakah sodara-sodaramu sudah mengetahui kalau aku sudah melahirkan?" lalu sang Suami menjawab, " Sudah, kenapa memangnya?", sang Istri kembali menjawab, " Kok tidak ada yang nengok?". Sang Suami terdiam, barangkali memang apa yang dikatakan oleh Istrinya adalah sebuah kebenaran. Bahwa tidak ada Sodaranya yang menengok Istrinya setelah melahirkan.

Sebenarnya, perkara tengok menengok bukan hal yang penting. Tapi, kalau kita melihat budaya di Desa dimana ketika ada yang melahirkan, Sodara dan juga tetangga berbondong-bondong untuk menengok. Bahkan, malam harinya terkadang mereka menginap agar sang Ibu yang baru melahirkan tidak merasa kesepian. Mungkin, inilah kenapa di Desa jarang ada baby blues kali ya? Hehe. 

Setelah melahirkan baik sesar maupun normal, seorang perempuan tetap membutuhkan orang lain untuk membantunya. Namun, tidak semua memiliki orang terdekat yang peka untuk memberikan bantuan tanpa diminta. Sehingga, mereka melakukannya sendirian. Mulai dari malamnya begadang, paginya beberes rumah, menyiapkan makanan, mencuci baju, dan sebagainya. Hingga sebenarnya mereka merasa lelah, namun tidak dirasa dan menumpuk pada akhirnya burnout.

Apalagi, bagi mereka yang baru pertama kali memiliki bayi. Proses adaptasi dari sendiri menjadi seorang Ibu butuh perjuangan yang tidak main-main. Tak jarang bahkan pada akhirnya mereka merasakan apa itu baby blues yang sangat menyiksa. Sayangnya, tidak semua paham fenomena baby blues ini dan menganggap bahwa hal tersebut adalah bukti bahwa si perempuan tidak cukup kuat, katanya. Padahal, baby blues itu nyata!

Disinilah sebenarnya letak pentingnya kenapa seorang Ibu yang baru melahirkan perlu ditemani. Dia pasti akan dituntut untuk segera memberikan ASI pada anaknya. Sementara, jika dia sendirian siapa yang akan memasak? Siapa yang akan menyiapkan makanan? Sementara, cuti suami hanya 3 hari, sisanya dia harus berjuang sendiri. Belum kalau dia juga punya anak yang pertama, tentu pasti yang menjadi prioritas seorang Ibu adalah anak-anaknya, dan dia lupa untuk memperhatikan dirinya sendiri.

Maka, penting bagi kita jika memiliki anak, menantu, kakak, adik yang baru melahirkan hendaklah bantu tanpa harus diminta. Temanilah dia ditempat yang membuat dia nyaman, jangan paksa dia untuk berusaha nyaman ditempat kita, sebab kondisinya tentu masih labil, bisa saja dia semakin stress dan bisa berpengaruh pada produksi ASInya. 

Sebagai seorang Suami, hendaklah peka dengan gelagat sang Istri. Tentu, tidak semua Istri memiliki keberanian untuk mengutarakan pendapat yang membuatnya gelisah, disanalah letak Suami untuk pro aktif. Hendaklah meminta bantuan sang Ibu untuk menemani Istrinya dirumahnya agar ada teman.  

Tugas yang "menemani" sebenarnya sederhana, dia bisa membantu si Ibu menenangkan si kecil ketika Ibu ingin makan dan si kecil rewel, itu saja. Tapi memang ada beberapa orang yang merasa kalau ada "teman" itu ada teman untuk ngobrol jadi tidak ada waktu untuk melamun yang akhirnya bisa membuat baby blues. 

Menurutku, dukungan dari orang-orang terdekat sangatlah penting bagi Ibu yang baru melahirkan. Sebab, kondisi Ibu yang baru melahirkan tentu tidak stabil dan masih membutuhkan bantuan. Dukungan ini tentunya akan membantu si Ibu agar terhindar dari baby blues. Meski dia terkena baby blues pun dia tidak merasa sendirian sehingga terhindar dari hal-hal negatif. 

Hal yang bisa kita lakukan adalah mencoba untuk membantu, namun kita bisa tanya dulu karena pada beberapa orang ada juga yang memilih untuk sendirian daripada ditemani oleh orang lain. Khawatirnya malah membuat ketidaknyamanan. Tapi, menurutku kalau baru melahirkan kayaknya kita emang masih butuh bantuan. Apalagi kan malemnya pasti kita begadang menyusui si kecil. 


No comments