[Refleksi] : Harga Sebuah Kejujuran

Sumber : https://id.pinterest.com

Salah satu teman dekatku yang sudah seperti keluarga meminjam kamera kepadaku. Karena kami sudah dekat maka aku pun meminjamkan kamera tersebut. Aku percaya bahwa dia akan menjaga barang yang aku pinjamkan. Dia akan pergi dalam sebuah pendakian bersama temannya yang lain. Tidak ada kecurigaan sama sekali karena aku menganggapnya sudah seperti keluarga sendiri.

Kalau tidak salah 3 hari berlalu setelah dia pulang dari pendakian aku menanyakan kepadanya kapan akan mengembalikan kameraku karena aku akan memakainya. Dia menjawab katanya kameraku dipinjam oleh temannya. Aku sempat marah kenapa meminjamkan barang orang lain ke orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya.

Teman-teman, bukannya aku pelit tapi itu kamera pertama yang aku punya dan hadiah dari ibuku. Aku sangat menjaga kamera tersebut. Kamera itu sudah aku bawa kemana-mana sehingga sudah memiliki banyak cerita.

Hampir seminggu, temanku belum juga mengembalikan kameranya. Lalu aku coba bertanya kembali kapan akan mengembalikan kameranya. Dia menjawab masih dipakai oleh temannya. Aku mulai curiga hingga pada akhirnya aku menekan dia.

“Kapan bisa gue ambil?” tanyaku.
“Nanti ya gue coba tanya dulu,” jawabnya.

Aku sudah kesal namun aku tahan karena bagaimana pun dia temanku yang sudah seperti saudara. Namun, alangkah terkejutnya aku ketika salah satu temanku ‘keceplosan’. Kameraku tertinggal diangkot dan raib. Kameraku tidak pernah dipinjam oleh temannya. Kameraku hilang dan aku mengetahu kalau kameraku hilang bukan dari dia, tapi dari orang lain.

Aku menemuinya.

“Maksud lo apa?” tanyaku sudah sangat kesal.
“Bukan gitu, tapi,” jawab dia.
“Gue engga masalah ya kamera gue ilang mungkin itu bukan rezeki gue, tapi engga gitu caranya lo bohongin gue. Dan gue tahu kamera gue hilang bukan dari lo tapi dari orang lain. Maksud lo apa?” kataku.
“Sorry yah, iya kamera lo ilang pas diangkot. Gue lagi ngumpulin uang dulu buat gantinya,” kata dia.
 
Aku tidak menjawab dan langsung pergi. Selama seminggu aku memutuskan untuk tidak bertemu dengannya. Berulang kali dia minta maaf lewat pesan tetap tidak aku indahkan. Aku kecewa berat. Orang yang aku percaya sudah seperti keluarga ternyata membohongiku.

Mungkin kalian akan bilang, “Itu kan perkara sederhana? Jangan dimasukkin hati lah,”. Teman-teman, aku sangat tidak toleransi terhadap kebohongan, sekecil apapun untuk alasan apapun. Aku kesal, marah, benci dan yang lebih menyakitkan hatiku adalah aku kecewa berat.

Aku percaya kepada dia sebagai teman dekatku, tapi ternyata dia memutuskan untuk membohongiku. Alasan apapun untuk setiap kebohongan tidak pernah aku wajari. Bohong ya bohong. Titik. Aku membenci pembohong. Sekecil apapun kebohongan tetaplah kebohongan. Dan yang lebih menyakitkan dari kesemuanya adalah yang menciptakan kebohongan itu adalah teman dekatku. Teman dekat yang sudah aku anggap sebagai saudara sendiri.

Teman-teman, bohong itu nagih. Sekali berbohong tidak ketahuan maka akan muncul kebohongan-kebohongan lainnya. Kebohongan itu akan terus ada, menggunung, dan terlalu enak untuk tidak berbohong. Itu sangat bahaya sekali.

Ketika seseorang sudah percaya kepadamu, maka jagalah kepercayaan dengan segenap jiwa. Sebab, tidak semua orang akan memberikan kepercayaannya kepada sembarang orang. Tidak pernah ada pewajaran untuk setiap kebohongan. Tidak pernah ada berbohong untuk kebaikan. Berbohong itu keburukan. Tidak pernah ada kebaikan yang muncul dari keburukan.

Jika kamu sudah memegang kepercayaan dari seseorang jagalah kepercayaan itu. Jangan pernah sekali pun memberikannya kebohongan. Sebab, kecewa karena dibohongi oleh terdekat sangatlah menyakitkan. Butuh waktu yang lama untuk memberi sikap.

Jadi, jagalah kepercayaan itu ya. Sebab, seperti kata pepatah membangunkan kepercayaan itu butuh waktu setahun, satu detik untuk menghancurkannya, dan bisa jadi seumur hidup untuk memperbaikinya. Jika kalian bertanya berapa harga sebuah kejujuran, maka tidak pernah ada harga yang bisa didefinisikan dari sebuah kejujuran. Sebab, sekalinya hancur butuh waktu yang lama untuk kembali membangunnya.

No comments