PUISI : Merawat Luka Dari Pinggir Rel Kereta




Di dekat stasiun, anak-anak berlarian kesana kemari
Mencipta tawa tanpa khawatir ada kereta
Tawa yang renyah pelipur hati Ayahanda yang gelisah
Khawatir si anak selamanya kan jadi pemungut sampah

Di dekat stasiun ada Ibu menggendong bayinya,
Daster kusam hasil sumbangan orang dermawan,
Wajahnya pilu mengenang nasib diri yang kurang beruntung
Khawatir sang anak selamanya menjadi pemulung

Indonesia,
Yang berlarian disana dengan ingus-ingus basahnya adalah anakmu
Ini untukmu ,
Sebuah potret luka yang tak kunjung mengering ditengah-tengah Jakarta

Awal September,
Stasiun Kemayoran, Jakarta Pusat
 Penghujung Bulan Agustus 
Via Mardiana

No comments