Ketika Aku Lupa Cara Menikmati Aku

Sumber gambar : google.com
Jangan katakan, "Lupa cara menikmati hidup" disaat yang sama kamu lupa cara menikmati diri sendiri.

Pernah lelah? Pasti.

Pernah letih? Pasti.

Siapa sih manusia paling kuat di dunia? Aku dan kamu mungkin akan sepakat menjawab, "Tidak Ada". Orang sekuat apapun disatu titik pasti akan merasa lemah. Tidak semua cheff piawai memasak semua masakan. Setuju?

Omong-omong yang luas tentang hidup, lalu kamu mengatakan lupa cara menikmati, mungkin juga poinnya ada pada diri kamu sendiri. Kamu tidak bisa menerima apa yang terjadi dalam kehidupan kamu hari ini.

Aku pernah nyeletuk santai, "Duh pengen deh jalan-jalan buat menikmati hidup". Kalimat sederhana yang ternyata memberikan isyarat kepada semua orang bahwa aku tidak pernah menikmati hidup.

Ketika lelah bekerja, dapatnya hanya lelah.

Ketika lelah bepergian, dapatnya hanya lelah bepergian.

Dan aku yakin, ada hal lain yang sebenarnya bisa didapatkan selain lelah itu sendiri.

Setelah berjam-jam menatap layar laptop untuk menyelesaikan pekerjaan dikantor, mataku selalu merasa lelah. Lalu, aku berpikir jika aku tidak menikmati tatapan ini maka aku hanya akan mendapatkan minus dimataku bertambah, selain itu tidak ada. Tapi, jika aku mencoba untuk menerima bahwa saat itu aku sedang bekerja dan berpikir "Yah masa kerja gini doang", lalu untuk mengisi kejenuhan aku coba memutar lagu, bernyanyi dengan pelan-pelan, lalu ada perasaan bahagia, mungkin disanalah cara menikmatinya.

Masalahnya, diam atau terus-terusan bergerak pun sama saja akan melelahkan. Jadi, daripada lelah tidak melakukan apa-apa, aku pikir lebih baik lelah setelah banyak bergerak.

Teman-teman, jangan sibuk mencari cara untuk menikmati kehidupan ini lantas lupa menikmati hari ini. Kita berfokus bagaimana menciptakan kehidupan yang bahagia, lalu lupa kalau kita melewatkan satu hari dengan kebanyakan diam tanpa pergerakan.

Ketika aku lupa cara menikmati aku, aku akan buka pikiranku luas-luas untuk menerima diriku yang sebenarnya. Nikmatilah detik setelah kamu membaca tulisan ini, terimalah diri kamu dengan segala konsekuensi yang ada.

Nikmatilah diri kamu sebelum benar-benar menikmati kehidupan dimana dalam kisahnya tentu tidak hanya ada kamu didalamnya. Mulailah menikmati diri kalian sendiri, menerima segala macam karunia Tuhan yang diberikan kepada kita.

Jakarta, 12 September 2017

No comments