Bagaimana Jika Aku Diciptakan Sebagai Kucing

Sumber gambar : google.com

Kemarin malam, aku pergi ke McD Hayam Wuruk, Jakarta Pusat. Ini adalah kali pertama aku dan Azzam makan ke McD ini, biasanya kita akan pergi ke McD yang di Raden Saleh atau di Salemba. Kebetulan saat kami pergi sudah pukul 08.30, artinya kami harus mencari tempat makan yang dekat dengan tempat kosku agar Azzam tidak terlalu jauh mengantarkanku pulang.

Sesampainya di McD, kami memesan makanan dan minuman lalu duduklah disebuah sofa hitam dekat jendela. Dari sana aku dapat melihat dengan jelas kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya. Kebanyakan dari mereka adalah muda-mudi yang akan menghabiskan waktu malam minggu bersama.

Suasana McD saat itu cukup ramai, ternyata masih banyak juga orang yang lebih memilih makan diluar rumah. Lalu, tiba-tiba pandangan melihat ke arah bawah. Seekor kucing sendirian sepertinya sedang mencari makan.Kulihat dia masuk ke dalam bak sampah dekat parkiran motor.

Imajinasiku terbang tinggi mencoba menerka-nerka perasaan si kucing. Pasti kucing itu kesepian, ketika kami manusia bisa pergi makan bersama keluarga ke tempat makan yang enak, si kucing yang sendirian mengais makanan ditong sampah. Kucing tersebut keluar dari bak sampah, lalu kembali berjalan.

Ah, aku jadi ingin mengucap syukur. Lalu sedikit melow jadinya. Beruntung, aku tidak diciptakan sebagai kucing. Aku sangat tidak suka kesepian, aku menginginkan banyak teman. Aku tidak suka malam yang sepi, aku tidak suka sendirian. Aku ingin punya banyak teman. Orang-orang terdekat yang selalu menemaniku, apalagi kalau lagi galau-galaunya menatap hidup (Ceileh).

Bagaimana jika aku diciptakan sebagai kucing? Pertama pasti sedih, karena pasti cari makan sendirian, terus harus ngais makanan ditempat kotor. Tapi, aku mikir lagi, emang kucing punya perasaan ya? Emang kucing bisa merasakan kesepian?

Jakarta, 17 September 2017

No comments